Analisis Seni Lukis Ekspresionis " The Scream " Karya Edvard Munch
Nama: Muhammad Geva Mahardika
NPM: 202246500167
Kelas: R4C
ANALISIS
SENI LUKIS EKSPRESIONIS “ THE SCREAM
“ KARYA EDVARD MUNCH
PENDAHULUAN
Lukisan
merupakan salahsatu media visual dalam menyampaikan informasi dan juga ekspresi.
Perasaan seringkali terungkap melalui goresan yang dituangkan oleh seniman pada
karya seni lukis. Warna yang biasanya untuk memperindah dan memberikan sensas baru
pada sebuah benda, menjadi sebuah material untuk menyampaikan perasaan yang ingin
disampaikan sehingga para penikmat seringkali dalam mendalami perasaan yang tertuang
dalam sebuah karya seni dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi yang serupa.
Seperti halnya lukisan karya Edvard Munch yang berjudul ‘ The Scream “ dengan visual
yang unik sekaligus penuh dengan ekspresi yang mungkin bisa saja melibatka psikologi
dari para penikmat seni yang ikut menikmati dan mencoba manggali lebih dalam makna
di balik dari lukisan tersebut. Lukisan “The Scream” Karya Edvard Munch Menurut
Marcel Danesi di dalam bukunya Dictionary of Media and Communications (2017),
dia menyatakan tentang lukisan The Scream yaitu; “ekspresionisme gerakan seni
awal abad kedua puluh menekankan pengalaman batin manusia (seperti ketakutan,
cinta, dll.). milik Edvard Munch lukisan ekspresionis The Scream, misalnya,
menyampaikan perasaan penderitaan dan siksaan batin dengan cara yang sangat
dramatis.” Sepeti yang Marcel Danise katakana lukisan the scream menekankan
banyak kekuatan emosi dalam lukisan tersebut. Edvard Munch adalah seorang
seniman ekspresionis Norwegia terkenal yang terkenal dengan karya lukisannya
yang penuh emosi dan penggambaran tentang kehidupan manusia yang penuh
penderitaan, kecemasan, dan isolasi. Dia dianggap sebagai salah satu pelopor
seni modern awal dan memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan gerakan
seni ekspresionis Pengaruh seni Edvard Munch adalah seorang seniman Norwegia
yang paling terkenal karena karyanya yang menonjol dalam gaya ekspresionis. Dia
adalah salah satu tokoh utama dalam gerakan seni modern awal dan memainkan
peran penting dalam perkembangan seni abad ke-20.
KERANGKA TEORI
Teori semiotika pada karya "The Scream" oleh Edvard Munch dapat dianalisis melalui beberapa konsep kunci dalam semiotika. Berikut adalah beberapa elemen utama yang dapat digunakan dalam analisis semiotika untuk lukisan ini:
·
Tanda
(Sign):
Penanda (Signifier): Elemen visual
dalam lukisan, seperti warna-warna cerah dan mencolok, bentuk wajah yang
terdistorsi, dan latar belakang alam yang mengguncang.
Petanda (Signified): Makna atau
konsep yang ditunjukkan oleh elemen visual tersebut, seperti ketakutan,
kecemasan, dan penderitaan batin.
·
Denotasi
dan Konotasi:
Denotasi: Representasi langsung
dari elemen-elemen dalam lukisan. Misalnya, sosok yang menjerit, langit yang
berwarna aneh, dan latar belakang yang berliku-liku.
Konotasi: Makna lebih dalam yang
terkait dengan elemen-elemen ini, seperti perasaan panik, ketakutan
eksistensial, dan krisis psikologis.
·
Kode
(Codes):
Kode Visual: Penggunaan warna,
garis, dan bentuk yang tidak realistis untuk menciptakan efek emosional yang
kuat.
Kode Budaya: Interpretasi lukisan
berdasarkan konteks budaya dan historis. Misalnya, interpretasi lukisan ini
dalam konteks gerakan ekspresionisme yang menekankan pengalaman batin manusia.
·
Ikon,
Indeks, dan Simbol:
Ikon (Icon): Kesamaan visual antara
elemen dalam lukisan dan realitas, seperti bentuk manusia yang menjerit.
Indeks (Index): Hubungan kausal
atau asosiasi langsung, seperti sosok yang menjerit yang menunjukkan perasaan
ketakutan atau kesakitan.
Simbol (Symbol): Elemen yang
memiliki makna berdasarkan kesepakatan budaya, seperti penggunaan warna merah
dan oranye yang sering dikaitkan dengan perasaan kuat atau bahaya.
·
Mitos
(Myth):
Analisis bagaimana lukisan ini membentuk narasi atau mitos tentang kondisi manusia. "The Scream" sering diinterpretasikan sebagai representasi dari kecemasan modern dan penderitaan batin universal.
·
Konteks
(Context):
Memahami latar belakang pribadi
Edvard Munch dan pengaruh pengalaman hidupnya terhadap karya ini.
Konteks sosial dan sejarah pada
waktu lukisan ini dibuat, termasuk gerakan seni ekspresionisme.
"The Scream" oleh Edvard
Munch menyampaikan makna melalui tanda-tanda visual dan bagaimana elemen-elemen
dalam lukisan ini bekerja sama untuk mengekspresikan emosi dan pengalaman batin
yang mendalam.
KONSEP IDENTITAS KARYA EDVARD MUNCH
PADA KARYA “ THE SCREAM “
Identitas
Edvard Munch terwujud dalam "The Scream" melalui berbagai aspek yang
mencerminkan pengalaman pribadi, pandangan hidup, dan kondisi emosionalnya.
Berikut adalah beberapa cara di mana identitas Munch direpresentasikan dalam
karya ini:
Pengalaman Pribadi:
Trauma dan Kehilangan: Munch
mengalami banyak penderitaan dan kehilangan dalam hidupnya, termasuk kematian
ibu dan saudara-saudaranya di usia muda. "The Scream" mencerminkan
perasaan cemas dan putus asa yang mendalam, yang mungkin berasal dari pengalaman
traumatis ini. Masalah Kesehatan Mental: Munch sendiri menghadapi masalah
kesehatan mental, dan "The Scream" dapat dilihat sebagai ekspresi
dari ketakutan dan kecemasan yang ia alami.
Pandangan Hidup dan Filosofi:
Pessimisme dan Kecemasan
Eksistensial: Munch sering menggambarkan kehidupan sebagai penuh dengan
penderitaan dan ketidakpastian. "The Scream" adalah simbol visual
dari kecemasan eksistensial yang dia rasakan, yaitu perasaan ketakutan yang
mendalam akan kehidupan dan keberadaan manusia.
Ekspresionisme: Sebagai bagian dari
gerakan ekspresionisme, karya Munch menekankan penggambaran emosional dan
subjektif dari realitas. "The Scream" adalah contoh sempurna dari
pendekatan ini, di mana emosi yang kuat dan pengalaman batin diproyeksikan
melalui visual.
Simbolisme dalam Karya:
Figur yang Menjerit: Sosok dalam
lukisan ini adalah representasi dari Munch sendiri atau manifestasi dari
perasaan batinnya. Wajah yang terdistorsi dan ekspresi ketakutan mencerminkan
keadaan emosional yang ekstrem.
Latar Belakang yang Berputar:
Langit yang berwarna merah dan oranye serta garis-garis yang berputar
menciptakan atmosfer yang tidak stabil dan menegangkan, menggambarkan dunia
batin Munch yang kacau dan penuh kecemasan.
Pengaruh Lingkungan dan Budaya:
Norwegia dan Alam: Latar belakang
lukisan ini terinspirasi oleh fjord di Oslo, Norwegia. Penggambaran alam yang
dramatis mencerminkan keterhubungan Munch dengan lingkungan sekitarnya dan
bagaimana alam dapat mempengaruhi suasana hati dan ekspresi emosionalnya.
Teknik dan Gaya Seni:
Penggunaan Warna dan Garis: Pilihan
warna-warna mencolok dan garis-garis yang bergelombang mencerminkan teknik khas
Munch dalam mengekspresikan emosi. Warna-warna yang kontras dan dinamis
memperkuat perasaan intens dan ketidaknyamanan yang ia rasakan. Komposisi dan
Distorsi: Komposisi yang tidak simetris dan distorsi bentuk manusia serta
lingkungan mencerminkan persepsi Munch tentang realitas yang terdistorsi oleh
emosinya.
ANALISIS DESKRIPTIF
1.
Interpretasi
Warna
Dalam lukisan ini ada beberapa
warna yang dituangkan didalamnya, yaitu seperti warna hitam, biru, jingga,
kuning serta warna coklat yang semuanya digradasikan menjadi satu yang
mengartikan sebuah keadaan yang kacau dan tidak ada warna yang secara sendiri
yang terang, semua warna menjadi kusam terlihat mengerikan dan menakutkan. Dari
beberapa warna yang mendominasi pada lukisan ini, terdapat warna yang memang
kontras dan ditempatkan berdekatan, misalnya warna langit merah ke jingga yang
seakan membakar langit senja begitu mistik dan membara, membayangkan ketika warna
langit semerah ini di kehidupan nyata seperti berkobar sedangkan waktu senja sendiri
menandakan dekatnya waktu menuju kegelapan dan cahaya telah usai. Penafsiran
warna Jingga muda pada lukisan ini memberikan efek refleksi Cahaya kemerahan
dari langit ke perairan, dari sini kita lihat bahwa perairan tersebut terkesan mendapatkan
pantulan cahaya yang cerah dari langit, tetapi perairan tersebut dengan objek
yang minim dan sepi dari kehidupan. Air yang biasanya menjadi bagian penting
dari kehidupan menjadi mencekam ketika disandingkan dengan warna langit yang
kemerahan dan suasana sepi di perairan seolah memberi sinyal bahwa kehidupan manusia
mulai akan surut bersama datangnya kegelapan malam. Objek Landscape biru pucat
dari lukisan ini memberikan suasana yang kehidupan daratan yang mulai gelap
tanpa ada cahaya yang menerangi daratannya, bisa saja ini menceritakan tentang
manusia di daratan mulai takut dan bersembunyi dengan datangnya kegelapan yang
ditandain dengan langit merah jingga. Warna jembatan dengan coklat yang pucat
memberikan kesan jembatan yang tua, dan rapuh, ditambah dengan warna hitam
sebagai penegas bayangan serta objek-objek yang di dalam lukisan memberikan
kesan kegelapan yang perlahan muncul dan menghampiri semua sisi, ditambah warna
pakaian hitam dari objek manusia menambah kesan menakutkan dan suram dalam
suasananya.
2.
Interpretasi
Ekspresi
Hasil penelitian yang sudah diamati dari Lukisan The Scream karya Edvard Munch, menggambarkan sebuah keadaan dengan seorang yang sedang merasakan kekhawatiran, dilihat dari cara objek memegang pipinya dengan mulut terbuka serta memenandakan suatu keresahan serta merasa kebingungan. Tetapi dari sisi penafsiran yang dilakukan penulis, dari ekspresi pada lukisan ini memberikan tiga kemungkinan yang dialami dan mungkin secara bertahap perasaan ini saling berkesinambungan, pertama ekspresi kebingungan seperti menceritakan objek tidak tahu tentang apa yang terjadi atau pertanyaan lainnya, setelah itu kecemasan, kekhawatiran yang didapatkan karena suasana mencekam yang berada di sekitarnya yang ketiga yaitu ketakutan, Dimana ketakutan objek the scream yang ditandai dengan ekspresi dan ditujukan akan sosok misterius yang ada di belakangnya seolah hal yang buruk dan menakutkan datang mendekat dan objek the scream ini tidak bisa lari karena berada di jalan atau jembatan yang sama.
3.
Interpretasi
Suasana
Adapun arti dari sebuah judul “The
Scream” yang artinya “Jeritan”. Suatu keadaan yang menafsirkan kecemasan dan
ketakutan yang dirasakan Munch saat ia melihat langit jingga menyala
dibelakangnya.Setelah proses representasi makna yang dilakukan oleh peneliti,
banyak sekali sudut pandang berbeda yang terkandung dalam lukisan Munch Keberagaman
sudut pandang dari peneliti menjadi acuan bahwa suatu karya seni Munch merupakan
hal yang bisa membuat seseorang dapat mengetahui bahwa perbedaan pendapat bisa
terjadi setelah melihat lukisannya. Dalam penafsiran ini, penulias memberikan
tafsiran dari beberapa potongan-potongan yeng mewakilkan suasana, suasana
langit merah jingga dipadukan dengan landscape biru pucat melahirkan suasana latar
belakang yang senja menuju ke gelap seolah menandakan kehidupan mulai surut, kegelapan
aka datang, suasana mencekam ekspresi objek dan jembatan yang coklat dan terkesan
tua memberikan kesan bahwa sesuatu yang buruk sudah tak bisa dihindarkan. Ini
bisa kita dapatkan pada potongan-potongan bagian lukisan di bawah ini yang
telah ditafsirkan oleh penulis dengan menggunakan interpretasi pengalaman yang
dimili dalam memadukan warna dalam lukisan sehingga karakter warna dan objek
dalam lukisan bisa secara langsung memberikan arti dan suasana tertentu yang
ingin disampaikan dalam cerita atau kisah yang ada pada karya seni khususnya
seni Lukis.
KESIMPULAN
Setelah
meninjau karya Edvrd Munch dengan pertimbangan yang dilakukan mulai dari
Deskripsi, Interpretasi baik dari segi warna, ekspresi maupun suasana dalam
lukisan, serta memberikan evaluasi pada kerya tersebut penulis memberikan
kesimpulan bahwa lukisan "The Scream" karya Edvard Munch menggambarkan
makna yang mendalam tentang Kebingungan, ketakutan, dan kecemasan manusia dalam
menghadapi eksistensi dan kompleksitas kehidupan. Penelitian dan analisis karya
ini mengungkapkan bahwa lukisan ini adalah sebuah perwujudan visual dari
perasaan kebingungan dan isolasi yang mendasar dalam jiwa manusia. Dalam
lukisan ini, sosok yang berteriak di atas latar belakang langit merah jingga dan
berawan menciptakan suasana yang mencekam dan mengganggu. Penggunaan warna dan
garis yang kuat mengintensifkan ekspresi emosional, menciptakan rasa takut dan
kekacauan.
Comments
Post a Comment